Sumpah, ini tidak bermaksud sinis. Saya justru mendukung emansipasi, dan semua isu yang diperjuangkan oleh gerakan perempuan di Indonesia dan dunia. Kesetaraan gender, somehow, layak dan sudah seharusnya.
Cuman, kadang-kadang kepikiran juga, apa iya arti emansipasi itu sudah dipahami oleh kaum perempuan sendiri ? Dimana pula batas emansipasi ? Soalnya, bukan nggak mungkin, emansipasi lebih dijadikan jargon ketika posisi perempuan terdesak dan berusaha menuntut hak yang setara. Tapi, pada saat bersamaan, “kelemahan” perempuan juga dijadikan “senjata” pada situasi-situasi dimana perempuan akan lebih diuntungkan.
“Kami kan cewek…., “ begitu mungkin apologi kaum perempuan ketika saya juga menuntut perlakuan yang sama. Ga muluk-muluk kok, cuman dalam kehidupan sehari-hari yang wajar dan normal.
· Kenapa laki-laki yang bayar makanan waktu kencan dianggap biasa, tapi kalau perempuan yang bayar kami dituduh pelit ?
· Kenapa selalu kami yang ikut ronda di poskamling, kenapa perempuan nggak diwajibkan ikut ?
· Kenapa kalau atap bocor, harus selalu kami yang manjat genteng?
· Kenapa perempuan boleh pakai rok mini ke kantor, tapi kami nggak boleh pakai celana pendek ?
· Kenapa perempuan yang nggak bisa masak sekarang makin dianggap biasa, tapi kalau laki-laki bisa masak dituduh gay ?
· Kenapa hampir selalu kami yang nembak cewek duluan ?
· Kenapa kami dituduh mellow kalau lagi patah hati, tapi perempuan yang desperate dan bilang nggak butuh laki-laki cuman dituduh sok feminis ?
· Kenapa posisi laki-laki di atas nggak disebut ‘Man on Top‘, tapi misionaris ?
· Kenapa laki-laki yang cuman pakai krim malam dituduh metroseksual?
· Kenapa Circle-K nggak jualan kondom perempuan ?
· Kenapa nggak ada pantyliner buat laki-laki ?
Mungkin, sudah saatnya, saya, mewakili seluruh laki-laki Indonesia, juga menuntut hak dan kewajiban yang sama… Emansipasi laki-laki…
Hidup Laki-Laki !
Emansipasi Laki-Laki
Reviewed by Unknown
on
22.13
Rating:

Tidak ada komentar: